Physical Address
Kp. Gandayayi RT.01 RW.05
Desa Cibiuk Kaler Kecamatan Cibiuk Kaler
Kabupaten Garut
Physical Address
Kp. Gandayayi RT.01 RW.05
Desa Cibiuk Kaler Kecamatan Cibiuk Kaler
Kabupaten Garut
Dunia kecerdasan buatan (AI) kembali gempar! Thinking Machines Lab, startup baru yang didirikan oleh para mantan peneliti OpenAI, baru saja mengantongi pendanaan awal fantastis senilai US$2 miliar—menjadikannya salah satu pendanaan terbesar dalam sejarah startup AI. Nilai perusahaan ini pun melonjak hingga US$12 miliar, menandakan betapa panasnya persaingan di industri AI saat ini.
Pendanaan ini dipimpin oleh Andreessen Horowitz (a16z), dengan partisipasi dari raksasa teknologi seperti Nvidia, Accel, Cisco, dan AMD. Besarnya minat investor menunjukkan betapa premiumnya talenta AI kelas dunia—dan bagaimana perusahaan-perusahaan berlomba menguasai teknologi AI mutakhir.
Thinking Machines dipimpin oleh Mira Murati, mantan Chief Technology Officer (CTO) OpenAI, yang kini mengambil peran sebagai CEO. Ia tidak sendirian—startup ini didirikan bersama para pakar AI ternama seperti:
Melalui unggahan di platform X (Twitter), Murati mengungkap bahwa Thinking Machines sedang mengembangkan AI multimodal—sebuah sistem yang dapat berinteraksi dengan manusia melalui percakapan, penglihatan, dan kolaborasi real-time. Produk pertama mereka dijanjikan akan meluncur dalam beberapa bulan ke depan, dengan komponen open source yang dapat dimanfaatkan peneliti dan startup lain.
“Kami berkomitmen untuk menerbitkan penelitian terbuka yang membantu komunitas memahami sistem AI terkini,” tulis Murati.
Kemunculan Thinking Machines semakin memanaskan persaingan di industri AI, di mana perusahaan seperti OpenAI, Google DeepMind, dan Meta saling berebut pakar terbaik. Bahkan, Mark Zuckerberg disebut-sebut telah memburu para pendiri Thinking Machines untuk bergabung dengan lab superintelijen Meta—meski startup ini enggan berkomentar.
Dengan pendanaan besar dan tim berkelas, Thinking Machines berpotensi menjadi pemain kunci dalam evolusi AI. Fokus mereka pada teknologi open source dan kolaborasi manusia-AI bisa menjadi pembeda di tengah maraknya model berbasis chatbot.
Satu hal yang pasti: revolusi AI belum akan berhenti di sini. Thinking Machines mungkin baru permulaan dari gelombang inovasi berikutnya.
Bagaimana pendapatmu tentang startup AI ini? Siapkah kita menyambut era AI multimodal? 🚀